Balon Pintar Google Segera Terbang Di Langit Indonesia Tahun 2016
Seperti yang telah kita ketahui, pemerintah Indonesia
mengadakan kerja sama untuk menghadirkan balon internet milik Google di
Indonesia. Baru-baru ini Menkominfo Rudiantara dan tiga CEO operator
seluler Indonesia mengunjungi Lab X di San Fransisco untuk menandatangin
kesepakan kerja sama dengan Google. Loon Google (Kredit: Project Loon)
Ketiga CEO seluler dari operator Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat telah menandatangani technical trial agreement
(Project Loon). Hal ini disampaikan sendiri oleh CEO XL Axiata Dian
Siswarini, dan juga CEO dari Indosat, Alexander Rusli yang juga
mengatakan hal yang senada. Menkominfo bersama CEO operator seluler Indonesia di Lab X Google (Kredit: DetikInet)
Ketiga CEO operator seluler Indonesia itu bersama-sama menandatangani
kesepakatan tersebut, termasuk CEO dari Telkomsel, Ririek Adriansyah
yang juga disaksikan langsung oleh Menkominfo Rudiantara. Dian juga
mengatakan bahwa tujuan dari proyek loon ini untuk membuka akses
internet bagi wilayah-wilayah terpencil di Indonesia yang sangat kurang
sarana akan internet.
Setelah balon pintar ini diterbangkan pada tahun 2016 mendatang,
nantinya wilayah yang belum mendapatkan akses internet akan mendapatkan
jaringan internet agar dapat terhubung dengan jaringan telekomunikasi.
Sementara itu, VP Technology & System Telkomsel, Ivan C. Permana
menjelaskan bagaimana cara kerja balon udara ini. Ia mengatakan
mula-mula balon udara ini akan terbang setinggi 20 km di atas permukaan
tanah, ketika balon sudah melayang di udara maka BTS yang ada pada balon
tersebut akan memancarkan sinyal LTE ke bawah.
Sebelumnya, balon udara milik Google ini telah terlebih dahulu
terbang di langit Australia. Mereka menguji coba 20 balon udara yang
diterbangkan di bagian barat Queennsland. Google sendiri tidak menyewa
atau membeli dari frekuensi dari negara tersebut.
Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, Rudiantara mengatakan bahwa,
untuk saat ini kemungkinan frekuensi yang dapat digunakan adalah 900MHz.
Itupun berdasarkan kesepakatan antara CEO operator seluler Indonesia
dengan Google.